PROFIL ADAT ISTIADAT DESA TUNJUNGSETO
PROFIL ADAT ISTIADAT DESA
Desa Tunjungseto Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen merupakan sebuah Desa yang masih sangat kental dengan adat istiadat dan budaya. Hal ini ditengarai dengan masih dilaksanakannya kegiatan/ritual adat dan budaya oleh masyarakat dan juga Pemerintah Desa Tunjungseto. Beberapa kegiatan/ritual adat tersebut antara lain :
- Tayuban
Tayuban adalah sebuah kegiatan adat budaya warisan dari para leluhur dimana dalam pelaksanaannya juga mementaskan tari tradisonal lengger. Lengger bermakna “eling” yang berarti “ingat” dan “ngger” adalah sebutan atau panggilan dalam bahasa jawa dari orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda. Pada zaman dahulu terkadang didalam masyarakat sering kali terjadi perselisihan ataupun konflik horisontal. Hal ini membuat tokoh pemuka pada masa tersebut memikirkan sebuah sarana untuk mempertemukan masyarakat demi terciptanya kerukunan dan kegotongroyongan, hingga akhirnya munculah istilah Tayuban. Mengandung makna dalam bahasa jawa “ditata ben guyub” yang dalam Bahasa Indonesia berarti “diatur supaya rukun” dan tari lengger adalah suatu kiasan dari para sesepuh atau para tokoh kepada kita semua untuk pada eling atau ingat terutama kepada Sang Maha Pencipta.
Dalam pelaksanaan kegiatan adat Tayuban, dilaksanakan 1 tahun sekali yaitu pada masa Sadon (masa dimana para petani masuk masa tanam padi ke II). Kegiatan adat dimulai dengan acara ziarah makam untuk mendo’akan para leluhur dan juga do’a bersama kepada Sang Maha Pencipta untuk senantiasa mendapatkan perlindungannya. Untuk selanjutnya pada puncak acara masyarakat berkumpul disatu tempat dan diadakanlah tari tradisional Lenggeran. Keunikan dari tari lengger pada Tayuban ini adalah tokoh pemuka di Desa (dalam hal ini sekarang adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa) secara teratur dan bergiliran ikut menari bersama penari dan kepada masyarakat juga diperbolehkan ikut menari bersama penari juga secara teratur dan bergiliran.
- Tenongan
Bentuknya unik, terbuat dari bahan dasar bambu yang dianyam, terdiri dari dasar dan penutup, itulah Tenong. Sebuah alat tradisional untuk menaruh / menyimpan makanan. Masyarakat memasukan makanan pokok beserta lauk pauknya kedalam tenong kemudian dibawa dan berkumpul disatu tempat untuk saling bertatap muka dan berdo’a bersama, itulah acara adat Tenongan. kegiatan adat budaya yang namanya diambilkan dari alat yang digunakan. Suatu ritual adat yang unik dan menjadi ciri khas di Desa Tunjungseto khususnya di Dusun Karangjambu. Kegiatan/ritual adat ini diadakan 2 (dua) kali dalam setahun pada bulan Muharom (Sura) dan bulan Rajab sebagai wujud syukur kepada Sang Maha Pencipta atas limpahan rahmat dan karunia-Nya serta sebagai sarana masyarakat untuk saling bergotong-royong dan menjalin kerukunan, karena setelah acara selesai maka masyarakat akan saling berbagi dengan sanak saudara serta handai taulan. Khusus untuk bulan Muharom (Sura) pada malam harinya dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit.
- Krapyak
Sifatnya sama dengan Tenongan, hanya disini tidak menggunakan Tenong sebagai sarana tempat makanan. Hampir disetiap wilayah Dusun di Desa Tunjungseto (kecuali Dusun Karangjambu, karena ada Tenongan) terdapat kegiatan Krapyak. Diadakan 2 kali dalam setahun dimasing masing wilayah Dusun yaitu pada Bulan Sura dan Syaban.
Download Dokumen Terlampir :